Komunitas Cinta Pejuang Indonesia (KCPI) Komunitas Penggiat Sejarah dan Sahabat Para Pejuang Indonesia Jl. KH Wahid Hasyim Jurang Mangu Timur Pondok Aren Kota Tangerang Selatan. Banten, Indonesia. Whatsapp : 0878-7726-5522. e-Mail : projasonline@gmail.com

" Selamat Datang di Website Komunitas Cinta Pejuang Indonesia (KCPI)"

SOEKARNO, SOVIET DAN SENJATA.


Bung Karno dan Perdana Menteri Uni Soviet Nikita Khruchev dalam sebuah jamuan makan, bertukar api dan menyulut rokok, selepas makan. Nyaris tak terkesan formal dan sesuai dengan protokoler jika menyaksikan pemandangan seperti ini. 

Rokok menjadi simbol kedekatan, keakraban dan diplomasi. Berkat Soekarno, Indonesia menjadi salah satu pendiri negara-negara yang tergabung dalam Gerakan Non-Blok. Soekarno pun tak begitu risau akan kegalauan blok Barat yang dipimpin Amerika itu.

Maka tak jadi soal jika Indonesia akan menjalin hubungan dengan blok manapun--ketika itu konstelasi politik dunia memang tengah berebut pengaruh atau Blok Barat dan Blok Timur. Mesranya hubungan Indonesia Soviet inipun membuat Amerika terbakar cemburu

Bahkan dalam sebuah kesempatan, Menlu AS (kala itu) John Foster menyampaikan kritik pedas terhadap
Soekarno dengan mengatakan ; "Politik AS bersifat global, aliran netral adalah tidak bermoral".

Soekarno menjawab; "Sebagai sahabat yang bijaksana dan lebih tua, Amerika memberikan nasihat itu bisa. Akan tetapi jangan mencampuri urusan kami". Kekhawatiran Amerika akhirnya semakin memuncak, ketika-pada akhirnya, Indonesia mendapatkan perlengkapan militernya dari blok Soviet

Singkatnya, Indonesia menjadi salah satu negara dengan kekuatan militer yang cukup mencengankan. Kapal penjelajah kelas Sverdlov (KRI Irian) dan selusinan "Siluman Laut-Hiu Kencana" menjadi koleksi TNI

Bahkan kekuatan udara TNI pun tak kalah mengkhawatirkan negara tetangga semacam Australia. Menyaksikan kekuatan yang sedemikian itu, Belanda akhirnya bersedia untuk membicarakan persoalan Irian ke meja perundingan.
Share:

Profil Komunitas Cinta Pejuang Inonesia (KCPI)