Komunitas Cinta Pejuang Indonesia (KCPI) Komunitas Penggiat Sejarah dan Sahabat Para Pejuang Indonesia Jl. KH Wahid Hasyim Jurang Mangu Timur Pondok Aren Kota Tangerang Selatan. Banten, Indonesia. Whatsapp : 0878-7726-5522. e-Mail : projasonline@gmail.com

" Selamat Datang di Website Komunitas Cinta Pejuang Indonesia (KCPI)"

Tampilkan postingan dengan label SOEKARNO. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label SOEKARNO. Tampilkan semua postingan

Kondisi perekonomian Indonesia di masa Kepemimpinan Soekarno



Kondisi perekonomian Indonesia di masa Kepemimpinan Soekarno mengalami tiga tahap yang dimulai dari penataan ekonomi pasca kemerdekaan, penguatan ekonomi dengan cara menasionalisasi perusahaan swasta atau asing, hingga munculnya krisis akibat sistem ekonomi yang terpusat dan biaya politik yang cukup besar.

Karena merupakan Negara yang baru terbebas dari penjajahan kolonial, perekonomian Indonesia bisa disebut sebagai ekonomi warisan perang dimana dijalankan berdasarkan perintah penguasa, sarana dan prasarana yang rusak, kelangkaan barang keperluan masyarakat, penambahan uang beredar yang tidak terkendali, kesejahteraan masyarakat terabaikan, transaksi sukarela terbatas, serta terisolasi dari dunia luar.

Pada hasil konferensi meja bundar (KMB) tahun 1949, disepakati antara Pemerintah Indonesia dengan Belanda salah satunya adalah kebijakan ekonomi yang harus berdasarkan ijin Belanda, Kembali beroperasinya perusahaan-perusahaan Belanda, menanggung hutang dalam dan luar negeri Hindia Belanda sebesar 1,13 miliar Dolar AS, serta menanggung 17 ribu esk karyawan Belanda dan 26 ribu tentara kerajaan Hindia Belanda Koninklijk Nederlands-Indihsce Leger (KNIL).

Sumber : Indonesia Baik

Share:

Sejarah Peristiwa Rengasdengklok


Sejarah Peristiwa Rengasdengklok 
Peristiwa Rengasdengklok terjadi dikarenakan adanya perbedaan pendapat antara golongan muda dan tua tentang masalah kapan dilaksanakannya proklamasi kemerdekaan Indonesia. Kejadian tersebut berlangsung tepatnya pada tanggal 16 Agustus 1945. Golongan muda membawa Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta ke rengasdengklok dengan tujuan untuk mengamankan keduanya dari intervensi pihak luar. Daaerah Rengasdengklok dipilih karena menurut perhitungan militer, tempat tersebut jauh dari jalan raya Jakarta-Cirebon. Di samping itu, mereka dengan mudah dapat mengawasi tentara Jepang yang hendak datang ke Rengasdengklok dari arah Bandung maupun Jakarta.

Kronologi Peristiwa Rengasdengklok
Soekarno-Hatta berada di Rengasdengklok selama satu hari penuh. Usaha dan rencana para pemuda untuk menekan kedua pemimpin bangsa Indonesia itu agar cepat-cepat memproklamasikan kemerdekaan Indonesia tanpa campur tangan tentara Jepang tidak dapat dilaksanakan. Dalam peristiwa Rengasdengklok tersebut tampaknya kedua pemimpin itu mempunyai wibawa yang besar sehingga para pemuda merasa segan untuk mendekatinya, apalagi melakukan penekanan. Namun, melalui pembicaraan antara Shodanco Singgih dengan Soekarno, menyatakan bahwa Soekarno bersedia memproklamasikan kemerdekaan Indonesia setelah kembali ke Jakarta. Peristiwa Rengasdengklok

Berdasarkan pernyataan Soekarno itu, pada tengah hari Shodanco Singgih kembali ke Jakarta untuk menyampaikan berita proklamasi kemerdekaan yang akan disampaikan oleh Soekarno kepada kawan-kawannya dan para pemimpin pemuda. Sementara itu, di Jakarta sedang terjadi perundingan antara Achmad Subardjo (mewakili golongan tua) dengan Wikana (mewakili golongan muda). Dari perundingan itu tercapai kata sepakat, bahwa proklamasi kemerdekaan Indonesia harus dilaksanakan di Jakarta. Di samping itu, Laksamana Tadashi Maeda mengizinkan rumah kediamannya dijadikan sebagai tempat perundingan dan bahkan ia bersedia menjamin keselamatan para pemimpin bangsa Indonesia itu.

Akhir Peristiwa Rengasdengklok
Berdasarkan kesepakatan antara golongan pemuda dengan Laksamana Tadashi Maeda itu, Jusuf Kunto bersedia mengantarkan Achmad Subardjo dan sekretaris pribadinya pergi menjemput Soekarno dan Hatta ke Rengasdengklok. Sebelum berangkat ke Rengasdengidok, Achmad Subardjo memberikan jaminan dengan taruhan nyawanya bahwa proklamasi kemerdekaan Indonesia akan dilaksanakan pada tanggal 17 Agustus 1945, selambat-lambatnya pukul 12.00 WIB. Dengan jaminan itu, komandan kompi Peta Cudanco Subeno bersedia melepas Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta beserta rombongan untuk kembali ke Jakarta. Rombongan tersebut tiba di Jakarta pada pukul 17.30 WIB. Itulah sejarah singkat peristiwa Rengasdengklok yang terjadi sebelum proklamasi kemerdekaan.


 

Share:

Profil Komunitas Cinta Pejuang Inonesia (KCPI)