Komunitas Penggiat Sejarah Perjuangan Bangsa dan Sahabat Para pejuang Indonesia (Community of National Struggle History Activists and Friends of Indonesian Warriors)

" Selamat Datang di Website Komunitas Cinta Pejuang Indonesia (KCPI)"

Tampilkan postingan dengan label Profil KCPI. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Profil KCPI. Tampilkan semua postingan

PROFIL KOMUNITAS CINTA PEJUANG INDONESIA (KCPI) SEPTEMBER 2023


PROFIL KOMUNITAS CINTA PEJUANG INDONESIA (KCPI) SEPTEMBER 2023


Share:

Heri Eriyadi (Founder KCPI) Alumni Pemantapan Nilai Wawasan Kebangsaan (TAPLAI) Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia (LEMHANNAS RI) Angkatan 1 Tahun 2022

Heri Eriyadi (Founder KCPI) Alumni Pemantapan Nilai Wawasan Kebangsaan (TAPLAI) Lembaga Ketahanan Nasional  Republik Indonesia (LEMHANNAS RI) Angkatan 1 Tahun 2022

Heri Eriyadi Safitri, S.Kom, MG, C. STMI (Founder KCPI)
Alumni Pemantapan Nilai Wawasan Kebangsaan (TAPLAI) Lembaga Ketahanan Nasional  Republik Indonesia (LEMHANNAS RI) Angkatan 1 Tahun 2022

Heri Eriyadi Safitri, S.Kom, MG, C. STMI (Founder of KCPI)
Alumni of Consolidation of National Insight Values (TAPLAI) of the Republic of Indonesia National Defense Institute (LEMHANNAS RI) Batch 1 of 2022


 

Share:

Tentang kami

Selamat datang di Komunitas Cinta Pejuang Indonesia (KCPI)
Salam KCPI...

Komunitas Cinta Pejuang Indonesia (KCPI) mulai ada sejak tanggal 25 November tahun 2011. Kami adalah salah satu Komunitas penggiat sejarah Perjuangan Bangsa, dan sahabat Pejuang Indonesia, yang bertujuan mengenang kembali sejarah perjuangan Bangsa Indonesia, dengan cara mengingat  Kembali sejarah tokoh-tokoh pejuang dan Pahlawan Bangsa baik yang masih hdup maupun yang telah Gugur demi membela Tanah Air dari Kekuasaan Penjajah.

Di Komunitas ini kami saling berbagi informasi tentang berbagai hal yang menarik dan layak diketahuii tentang sejarah para pahlawan yang berjuang ketika perang Kemerdekaan hingga berakhirnya perang kemerdekaan Republik Indonesia (antara tahun 1940 s.d tahun 1958).

Dengan terbentuknya Komunitas Cinta Pejuang Indonesia (KCPI), kami mengharapkan agar para pemuda Indonesia pada saat ini, hingga generasi dimasa yang akan datang dapat terus mengingat sejarah perjuangan bangsa Indonesia dan tetap menghargai jasa para pahlawan serta menghormati para pejuang yang masih hidup.

Awal terbentuknya gagasan pendirian komunitas ini adalah ketika kami melihat kenyataan, banyak komunitas di Indonesia yang kurang mengangkat jiwa nasionalisme secara utuh. Kebanyakan dari komunitas tersebut hanya menampilkan kebanggaan sebatas atribud atau seragam yang mereka gunakan. Dalam hal ini kami menilai komunitas tersebut tidak menyentuh jiwa nasionalisme Indonesia yang sudah mulai berkurang pada saat ini.

Komunitas kami tertarik dengan keberadaan para mantan pejuang di Indonesia, terutama yang berasal dari kalangan masyarakat sipil. Mereka secara suka rela ikut serta berperang mengorbankan jiwa raga melawan penjajah pada saat itu. Ketika perang berakhir, hanya sebagian kecil dari mereka yang meneruskan karirnya di bidang militer dan mendapatkan sedikit tunjangan hidup dan penghargaan dari pemerintah Indonesia. Namun, sebagian besar lagi dari mereka kembali menjadi rakyat biasa. Mereka para mantan pejuang tersebut ada yang kembali menjadi petani, nelayan, guru, pegawai, dan lain sebagainya.

Bagi para pejuang yang menjalankan hidupnya sebagai seorang veteran, setidaknya mereka mendapatkan apa yang menjadi hak mereka sebagai tanda penghargaan atas jasa-jasanya ikut serta mempertahankan Negara ini. Sedangkan bagi para pejuang yang sama, tapi tidak meneruskan karir di bidang militer, pada saat usia mereka saat ini tidak pernah lagi mendapatkan perhatian yang serius dari pemerintah dalam hal ini lembaga yang bergerak di bidang sosial.

Kesenjangan sosial yang berbeda tersebut, tampak terlihat jelas apabila kita melihat langsung kenyataan hidup mereka saat ini. Di kota besar seperti Jakarta, banyak kita ketahui lewat media cetak maupun elektronik yang memberitakan kondisi mereka saat ini. Mereka para pejuang yang dulu pernah berjasa membela Negara ini tanpa mengharapkan balas jasa, saat ini sulit menjalani hidup karena tidak mendapat jaminan apapun. Mereka dengan terpaksa menjalani sisa hidup dan mencari nafkah yang membuat kami tersentuh. Ada yang menjadi penjaga pintu kereta api, penarik becak, tukang parkir, tukang angkut di pasar-pasar, buruh tani, tukang tambal ban, tukang sul sepatu, bahkan pernah di laporkan ada dari mereka yang mengharapkan bantuan kepada masyarakat dengan cara meminta sumbangan dari pintu kepintu hanya untuk biaya makan setiap hari, dll.

Untuk itulah kami tergerak untuk membentuk suatu komunitas, yang tujuannya adalah sebagai penghubung antara mereka para mantan pejuang yang tidak pernah mendapat perhatian dengan masyarakat, agar ada yang dapat kita berikan kepada mereka baik berupa bantuan moril maupun materil dengan tujuan sebagai bentuk kepedulian dan upaya menghibur masa-masa tua mereka. Mereka para mantan pejuang tersebut tidak membutuhkan penghargaan apapun. Tapi, kita layak memberikan pengakuan dan perhatian pada mereka.

Harapan kami semoga dengan terhiburnya mereka, ada ucapan, doa, dan rasa ikhlas kepada rakyat saat ini agar negri ini kembali menjadi negara yang besar. Karena bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai para pahlawan.

tetap berjuang, selalu waspada dan merdeka !!!
Salam KCPI


Share:

Youtube Channel Komunitas Cinta Pejuang Indonesia (KCPI)


Youtube Channel Komunitas Cinta Pejuang Indonesia (KCPI)

 

Share:

Profil Heri Eriyadi (Founder KCPI)

Profil Heri Eriyadi (Founder KCPI)

Share:

Eksplorasi KCPI di Taman Makam Pahlawan Seribu Kota Tangerang Selatan (Bagian 2)

 


Eksplorasi KCPI di Taman Makam Pahlawan Seribu Kota Tangerang Selatan (Bagian 2)


Share:

Eksplorasi KCPI di Taman Makam Pahlawan Seribu Kota Tangerang Selatan (Bagian 1)


Eksplorasi KCPI di Taman Makam Pahlawan Seribu Kota Tangerang Selatan (Bagian 1)

 

Share:

Profil Komunitas Cinta Pejuang Indonesia - KORAN SINDO


 

Share:

Komunitas Cinta Pejuang Indonesia (KCPI) - Liputan KABARI NEWS


 

Share:

Tabligh Akbar Ustad Yusuf Mansyur dihadiri oleh KCPI


Tabligh Akbar Ustad Yusuf Mansyur dihadiri oleh KCPI
Share:

EDUKASI KCPI KE SDN ASEM DESA PABUARAN KECAMATAN PAMARAYAN KABUPATEN SERANG, BANTEN


EDUKASI KCPI KE SDN ASEM DESA PABUARAN KECAMATAN PAMARAYAN KABUPATEN SERANG, BANTEN
Share:

LATAR BELAKANG TERBENTUKNYA KOMUNITAS CINTA PEJUANG INDONESIA (KCPI)


LATAR BELAKANG TERBENTUKNYA KOMUNITAS CINTA PEJUANG INDONESIA (KCPI)
Share:

HERI ERIYADI (FOUNDER KCPI) MENJAWAB PERTANYYAN PESERTA SEMINAR


 

Share:

Atraksi KCPI di Mall Teras Kota BSD Serpong



Share:

BANGSA INDONESIA BARU SAMPAI DI GERBANG KEMERDEKAAN


Pada teks pembukaan Undang Undang Dasar 1945 mengatakan bahwa : KITA BARU SAMPAI GERBANG KEMERDEKAAN (artinya kita sebetulnya hanya baru sampai di Gerbang sebuah kemerdekaan, dan belum benar benar berada di dalamnya). padahal tujuan proklamasi adalah : MERDEKA !... dan arti merdeka itu sendiri, nasib rakyat Indonesia tidak akan lagi ditentukan dan dijajah bangsa lain. 

tapi, jika melihat kenyataan pada masa ini apakah betul bahwa ternyata bahwa BANGSA INI BELUM MERDEKA? dan masih perlu perjuangan agar benar benar dapat merasakan kemerdekaan yang seutuhnya? lalu haruskah kita berdiam diri tanpa harus melanjutkan Tujuan Proklamasi ?
Share:

KCPI Siap Menjadi Narasumber Wawasan Kebangsaan

KCPI siap memberi materi sebagai Nara sumber Bidang Nasionalisme dan Wawasan Kebangsaan berlatar belakang sejarah perjuangan bangsa kepada Pelajar SD, SMP & SMA serta Organisasi Pemuda di Seluruh Indonesia. 

hubungi KCPI di No HP : 0859-5662-7933
e-Mail :projasonline@gmail.com

Share:

Presentasi KCPI



INFORMASI /KONTAK KCPI
Alamat Sekretariat : Jl. Sukarela Peninggilan Ciledug Kota Tangerang, Banten.
Telp/HP : 0898.9251.120 
No Rekening : Bank BCA 3452157362 a.n Heri Eriyadi Safitri
Bank Mandiri 164-00-00855272 a.n Heri Eriyadi Safitri
e-Mail : komunitascintapejuangindonesia@gmail.com


Komunitas Cinta pejuang indonesia (KCPI) bekerja 24 Jam sehari 
baik secara online (lewat media internet online) maupun offline dengan mencari data langsung di lapangan). Bantuan yang diberikan berupa moril maupun materil sangat kami harapkan
Share:

KCPI Berjuang Demi Pejuang Kemerdekaan

Heri Eriyadi lengkap dengan peci khas ala pejuang kemerdekaan siang itu. Di kantong kiri bajunya terpampang sebuah pin bertuliskan Komunitas Cinta Pejuang Indonesia atau KCPI. Yup, pin yang dikenakannya bukan sembarang pin karena pin itu adalah tanda Heri merupakan salah satu anggota Komunitas Cinta Pejuang Indonesia.

Komunitas yang dibentuk olehnya pada 25 November 2011 merupakan komunitas para penggemar sejarah perjuangan dan sahabat para pejuang Indonesia. Heri mengatakan kepada kabarinews.com (12/8), awal pendirian komunitas ini berawal saat dirinya bergabung dalam komunitas yang anggotanya menggunakan atribut Nazi.

Hanya saja, Heri lama-lama merasa kurang sreg bergabung dengan komunitas itu. “Misalnya saja waktu ingin dalam performance atau tampil terkadang harus merogoh kocek jutaan” kata Heri. Pasalnya, kostum yang harus digunakannya itu adalah original, mahal harganya dan harus dieksport. Selain itu Heri berpendapat, kenapa harus membanggakan hal-hal yang berbau luar sedangkan di negeri sendiri banyak pejuang kemerdekaan.

Dari situlah akhirnya Heri membentuk komunitasnya sendiri berikut dengan konsep yang akan ditampilkannya. Nah, di saat dia mencari konsepnya Heri menemukan sesuatu yang unik. “Saya menemukan bahwa sembilan dari sepuluh pelaku pertempuran pada saat itu adalah rakyat biasa yang senjatanya apa adanya. Bisa dibayangkan mereka akan menjadi korban, lantas kenapa yang dinamakan pejuang itu tentara saja, bagaimana dengan yang sembilan orang ini sekarang dan itulah yang menjadi pertimbangan saya akhirnya” tuturnya.

komunitas cinta pejuang indonesiaDan di Jakarta sendiri ada sekitar 80-an pejuang yang terdiri dari etnis, Jawa, Sunda dan Cina, belum lagi yang ada di wilayah Jawa dan wilayah lainnya.

Salah satu yang Heri berhasil temukan adalah seorang pejuang yang bernama Abdullah Mutalib. Heri mengatakan pejuang tua yang ditemukannya ini pernah memberantas PKI dan bergerilya sampai Sumatera. Namun setelah perang selesai, dia tidak mendapatkan apa-apa. “Hidupnya seperti gelandangan saja, tidak punya rumah dan keluarga” kata Endri.

Pejuang itu merupakan salah satu yang miris hidupnya dan para pejuang yang ada di Indonesia banyak yang tidak mendapatkan haknya. Heri memberikan penjelasan, karena ada prasyaratan veteran yang harus mereka penuhi. Sebab menurut hematnya, pejuang adalah tentara yang berasal dari rakyat. Saat jepang masuk mereka adalah rakyat. Dan setelah perang kemerdekaan selesai mereka tidak melanjutkan karirnya menjadi tentara, kembali menjadi rakyat dan tidak mendapatkan tunjungan dari pemerintah, alhasil hidup mereka rata-rata susah.

Beda halnya dengan veteran yang merupakan tentara yang aktif kemudian pensiun lantas meneruskan kegiatannya sebagai veteran. Veteran ini pun dibagi menjadi dua yaitu veteran kemerdekaan dan sipil. Veteran kemerdekaan adalah mantan tentara yang pernah bentrok langsung dengan penjajahan. Dan veteran sipil adalah sebaliknya yang tidak mengalami perang, namun mereka dapat gaji dari pemerintah berupa tunjangan-tunjangan.

Heri mengatakan syarat pejuang dapat dikatakan sebagai veteran meliputi, Pertama, harus mempunyai surat dinas, bayangkan zaman dahulu tidak semuanya punya. Harus mempunyai saksi atau teman yang masih hidup. Bagaimana mungkin juga kalaupun ada tidak ada dalam satu lokasi karena peperangan itu terjadi tidak hanya di satu tempat saja, kalaupun ada apakah masih ingat belum tentu juga mengingat usia yang sudah tua. Ketiga, harus punya baju seragamnya, dan keempat punya peninggalan berupa senjata yang membuktikan bahwa mereka pernah ikut perang. Terakhir, harus ada bukti bahwa dia pernah ikut perang, seperti contoh luka.

Apakah semua pejuang dapat memenuhi syarat tersebut? Jelas tidak! tegas Heri. Dia pun mencontohkan pernah ada satu keluarga yang memiliki kakek yang mudanya dulu disiksa oleh tentara Jepang dan tertusuk sangkur. Sangkurnya patah di dalam tubuhnya, umurnya saat itu 25 tahun sampai umur 60 tahun potongan sangkur itu masih di perutnya.

“Mereka sudah bilang ke dinas terkait, namun rontgen kan banyak memakan banyak biaya. Tentu dia tidak mampu untuk membayar rontgen sampai akhirnya dia meninggal” tutur Heri. Tak ayal, keluarganya sangat kecewa sekali, sambil menggerutu perlu bukti apa lagi yang harus ditunjukkan bahwa bapaknya merupakan seorang pejuang.

Akan halnya kasus yang Heri temukan di atas, KCPI pun berusaha untuk memfasilitasi para pejuang yang selama ini kurang mendapat perhatian atau sama sekali kurang mendapat perhatian dari pemerintah.” Ya, karena itu merupakan salah satu visi dan misi yang diemban oleh KCPI” kata Heri. Komunitas yang pernah menjadi 10 komunitas Inspiratif 2012 ini bergerak dengan memberikan santunan kepada para pejuang kemerdekaan yang masih tersisa.

Selain memberikan santunan, KCPI pun kerap melakukan kegiatan dengan menggunakan kostum layaknya seorang pejuang kemedekaan. Hal ini dilakukan sebagai pengingat untuk masyarakat untuk kembali mengingat jasa-jasa para pejuang. “Agar masyarakat kita tidak lupa bahwa negara ini kan merdeka karena para pejuang-pejuang” katanya.

Menurutnya, pejuang itu sebenarnya tidak menuntut apa-apa, menurutnya, hanya saja sebagai warga negara sudah selayaknya kita menghormati jasa-saja dan mengakuinya bahwa mereka pernah ikut mempertahankan kemerdekaan. “Mereka akan senang dan bangga, kalau kita bisa memberikan pengakuan kepada mereka bahwa mereka pernah ikut perjuangan kemerdekaan Indonesia” pungkas Heri. (1009)

http://kabarinews.pointsoftouch.com/kcpi-berjuang-demi-pejuang-ri/68795
Share:

Video Presentasi Profil Komunitas Cinta Pejuang Indonesia (KCPI)

Share:

Presentasi Komunitas Cinta Pejuang Indonesia (KCPI)

Share:

Postingan Populer KCPI

PROFIL KCPI

Bantu Perjuangan KCPI

Bantu Perjuangan KCPI
Klik Donasi

Entri yang Diunggulkan

KCPI Siap Menjadi Narasumber Wawasan Kebangsaan

KCPI siap memberi materi sebagai Nara sumber Bidang Nasionalisme dan Wawasan Kebangsaan berlatar belakang sejarah perjuangan bangsa kepada ...