Komunitas Cinta Pejuang Indonesia (KCPI) Komunitas Penggiat Sejarah dan Sahabat Para Pejuang Indonesia Jl. KH Wahid Hasyim Jurang Mangu Timur Pondok Aren Kota Tangerang Selatan. Banten, Indonesia. Whatsapp : 0878-7726-5522. e-Mail : projasonline@gmail.com

" Selamat Datang di Website Komunitas Cinta Pejuang Indonesia (KCPI)"

Bambu Runcing, Saksi Bisu Perjuangan Rakyat Indonesia



Kita pasti pernah mendengar bagaimana rakyat Indonesia berjuang melawan penjajah. Ketika pertama kali bangsa pendatang menjajah Indonesia, rakyat sama sekali tidak memiliki senjata yang memadai. Apalagi kondisi mereka dalam keadaan yang terjajah, pastinya kehidupan ekonomi mereka tidak memungkinkan untuk memiliki senjata yang layak untuk berperang. Karena di daerah mereka banyak tumbuh pohon bambu, mereka membuat senjata dari bambu tersebut dengan meruncingkan ujungnya. Terkadang mereka juga memberikan racun di ujungnya atau tahi kerbau. Tujuannya agar bambu tersebut bisa menjadi senjata mematikan (lawan bisa mati karena racun, atau terkena tetanus karena tahi kerbau :) ). Sederhana dan mematikan, itulah bambu runcing kita zaman dahulu. Setelah beberapa kali berhasil mendorong mundur pasukan penjajah, tentu saja rakyat memperolah senjata layak hasil rampasan perang. Namun, bambu runcing ini tetap dipakai oleh pemuda desa untuk berlatih perang dan bergerilya. Bambu runcing pun telah menjadi propaganda yang sangat dahsyat ketika itu sehingga menjadi simbol perjuangan, persatuan, dan nasionalisme dalam memerangi penjajahan.

Entah mengapa sampai saat ini pun hati saya bisa bergetar ketika melihat bambu runcing, baik yang ada di museum maupun di tempat-tempat tertentu. Rasanya seperti mengingatkan betapa berkobarnya rakyat Indonesia dalam memukul mundur sekutu dari tanah air. Gelora semangat itu masih terasa di tengah kekacauan bangsa sekarang ini. Hey, ini pernah menjadi senjata mematikan! Bahkan dulu pasukan Jepang takut dengan bambu runcing yang ujungnya sudah dilumuri tahi kerbau. Cerdas dalam memanfaatkan segala sesuatu yang ada, itulah gambaran yang terpancar dari sebilah bambu runcing tersebut. Meskipun dalam kondisi yang sulit, hati mereka tetap berteriak untuk bebaskan tanah air dari penjajah.

Dari bambu runcing, saya mengerti betapa sulitnya merebut kemerdekaan. Memang pada akhirnya para pejuang bisa menggunakan senjata api, tetapi pada awal penjajahan tetap saja mereka harus menghadapi senjata canggih para penjajah. Dan ini menjadi kebanggaan tersendiri ketika mereka bisa memukul mundur sekutu dengan bambu runcing! Ingat, bambu runcing! Penjajah takut dengan persatuan dan kesatuan juga semangat nasionalisme yang tinggi yang ada pada diri masing-masing rakyat Indonesia. Dan propaganda bambu runcing lah yang menyebabkan semua itu.

Bambu runcing sudah membuat para pejuang kita bersatu melawan penjajah. Mengapa kita tidak? Bukan berarti kita harus kuno atau nggak modern. Tapi yang harus kita ambil adalah maknanya. Negara kita boleh bergaul dengan negara manapun tetapi ketika sudah bertentangan dengan UUD 1945, tentu kita harus mempertahankan harga diri dan kedaulatan bangsa. Dan saya bilang disini adalah Negara, dan itu berarti secara keseluruhan. Bukan hanya rakyatnya atau presidennya saja. Yang namanya persatuan kan harus semuanya tanpa terkecuali. Ya menurut saya bambu runcing itu Indonesia banget. Bagaimana menurut Anda?
Share:

Profil Komunitas Cinta Pejuang Inonesia (KCPI)