Kita pasti pernah mendengar bagaimana rakyat Indonesia
berjuang melawan penjajah. Ketika pertama kali bangsa pendatang menjajah
Indonesia, rakyat sama sekali tidak memiliki senjata yang memadai. Apalagi
kondisi mereka dalam keadaan yang terjajah, pastinya kehidupan ekonomi mereka
tidak memungkinkan untuk memiliki senjata yang layak untuk berperang. Karena di
daerah mereka banyak tumbuh pohon bambu, mereka membuat senjata dari bambu
tersebut dengan meruncingkan ujungnya. Terkadang mereka juga memberikan racun
di ujungnya atau tahi kerbau. Tujuannya agar bambu tersebut bisa menjadi
senjata mematikan (lawan bisa mati karena racun, atau terkena tetanus karena
tahi kerbau :) ). Sederhana dan mematikan, itulah bambu runcing kita zaman
dahulu. Setelah beberapa kali berhasil mendorong mundur pasukan penjajah, tentu
saja rakyat memperolah senjata layak hasil rampasan perang. Namun, bambu
runcing ini tetap dipakai oleh pemuda desa untuk berlatih perang dan
bergerilya. Bambu runcing pun telah menjadi propaganda yang sangat dahsyat
ketika itu sehingga menjadi simbol perjuangan, persatuan, dan nasionalisme
dalam memerangi penjajahan.
Entah mengapa sampai saat ini pun hati saya bisa bergetar
ketika melihat bambu runcing, baik yang ada di museum maupun di tempat-tempat
tertentu. Rasanya seperti mengingatkan betapa berkobarnya rakyat Indonesia
dalam memukul mundur sekutu dari tanah air. Gelora semangat itu masih terasa di
tengah kekacauan bangsa sekarang ini. Hey, ini pernah menjadi senjata
mematikan! Bahkan dulu pasukan Jepang takut dengan bambu runcing yang ujungnya
sudah dilumuri tahi kerbau. Cerdas dalam memanfaatkan segala sesuatu yang ada,
itulah gambaran yang terpancar dari sebilah bambu runcing tersebut. Meskipun
dalam kondisi yang sulit, hati mereka tetap berteriak untuk bebaskan tanah air
dari penjajah.
Dari bambu runcing, saya mengerti betapa sulitnya merebut
kemerdekaan. Memang pada akhirnya para pejuang bisa menggunakan senjata api,
tetapi pada awal penjajahan tetap saja mereka harus menghadapi senjata canggih
para penjajah. Dan ini menjadi kebanggaan tersendiri ketika mereka bisa memukul
mundur sekutu dengan bambu runcing! Ingat, bambu runcing! Penjajah takut dengan
persatuan dan kesatuan juga semangat nasionalisme yang tinggi yang ada pada
diri masing-masing rakyat Indonesia. Dan propaganda bambu runcing lah yang
menyebabkan semua itu.
Bambu runcing sudah membuat para pejuang kita bersatu
melawan penjajah. Mengapa kita tidak? Bukan berarti kita harus kuno atau nggak
modern. Tapi yang harus kita ambil adalah maknanya. Negara kita boleh bergaul
dengan negara manapun tetapi ketika sudah bertentangan dengan UUD 1945, tentu
kita harus mempertahankan harga diri dan kedaulatan bangsa. Dan saya bilang
disini adalah Negara, dan itu berarti secara keseluruhan. Bukan hanya rakyatnya
atau presidennya saja. Yang namanya persatuan kan harus semuanya tanpa
terkecuali. Ya menurut saya bambu runcing itu Indonesia banget. Bagaimana
menurut Anda?