Komunitas Penggiat Sejarah Perjuangan Bangsa dan Sahabat Para pejuang Indonesia (Community of National Struggle History Activists and Friends of Indonesian Warriors)

" Selamat Datang di Website Komunitas Cinta Pejuang Indonesia (KCPI)"

PAK HARTO FRUSTASI KARENA KARIR MILITERNYA


Di dunia militer, Soeharto mengawali kariernya dengan menjadi tentara kerajaan Belanda (KNIL) berpangkat kopral pada 1940. Ketika Jepang masuk pada 1942, KNIL pun otomatis bubar dan Soeharto mendaftar di kepolisian. "Dia bertugas sebagai reserse dan hanya bertahan selama dua bulan," tutur Probosutedjo, adik tiri Soeharto, dalam buku 'Dari Pak Harto untuk Indonesia'.

Di era pendudukan Jepang, Soeharto, yang lahir di Desa Kemusuk, Yogyakarta, pada 8 Juni 1921, kembali aktif di dunia militer. Ia menjadi pasukan Peta (Pembela Tanah Air) dan bertugas di Wates, Kulonprogo. Di pasukan ini, anak pasangan Sukirah dan Kertosudiro itu sempat mengikuti pendidikan di Bogor. Pangkatnya pun naik dari shudancho (komandan peleton) menjadi chudancho (komandan kompi).

Ketika Jepang menyerah kepada sekutu dan Indonesia merdeka, terjadi euforia di lingkungan TKR (Tentara Keamanan Rakyat), yang merupakan cikal-bakal Peta. Masing-masing kelompok menciptakan dan menentukan jenjang kepangkatan sendiri, seperti digambarkan dalam film 'Naga Bonar', yang dibintangi Deddy Mizwar.

Ketika pemerintah pusat menertibkan keanggotaan tentara, termasuk hierarki kepangkatannya, Soeharto merasa pangkatnya mentok. Kondisi ini sempat membuatnya frustrasi sehingga ingin mundur dari dinas militer. "Pak Harto (pernah) berniat jadi sopir, tapi dicegah oleh Ibu Tien, yang mengingatkan janji Pak Harto ketika melamarnya adalah bukan sebagai sopir, tapi tentara," tutur Probo dalam buku terbitan Antara Pustaka Utama, 2008, itu.

Karena ditentang sang istri, Soeharto mengurungkan niatnya itu. Di militer, dia kemudian mendapat tugas di bagian penerangan di Kota Baru, Yogyakarta. Di bawah Komandan Divisi Susalit, putra RA Kartini, karier Soeharto cukup moncer sehingga mendapat promosi sebagai Komandan Batalion X.

"Pada saat itu, Pak Harto mendapat rumah dinas di Jalan Merbabu No 2A, Yogyakarta. Juga mendapat mobil dinas," ucap Probo.

Share:

Postingan Populer KCPI

PROFIL KCPI

Bantu Perjuangan KCPI

Bantu Perjuangan KCPI
Klik Donasi

Entri yang Diunggulkan

KCPI Siap Menjadi Narasumber Wawasan Kebangsaan

KCPI siap memberi materi sebagai Nara sumber Bidang Nasionalisme dan Wawasan Kebangsaan berlatar belakang sejarah perjuangan bangsa kepada ...