Komunitas Cinta Pejuang Indonesia (KCPI) Komunitas Penggiat Sejarah dan Sahabat Para Pejuang Indonesia Jl. KH Wahid Hasyim Jurang Mangu Timur Pondok Aren Kota Tangerang Selatan. Banten, Indonesia. Whatsapp : 0878-7726-5522. e-Mail : projasonline@gmail.com

" Selamat Datang di Website Komunitas Cinta Pejuang Indonesia (KCPI)"

Mohammad Hatta

Mohammad Hatta

Mohammad Hatta lahir pada tanggal 12 Agustus 1902 di Kampung Aur Tajungkang Bukittinggi. Ayahnya bernama Haji Muhammad Djamil (Ulama dari Batuhampar, Kabupaten Limapuluh Kota) dan ibunya bernama Saleha (Keluarga pengusaha terpandang dari Bukittinggi). Ayahnya meninggal ketika Hatta berusia delapan bulan.
Kombinasi keluarga ulama dan keluarga saudagar itu membuat bung Hatta berpenampilan sebagai insan berjiwa sufi. Orang berjiwa sufi adalah randah hati, jujur, sederhana dan santun.

Hatta Bersekolah Europese Lagere School (ELS) di Bukittinggi (lulus 1916) , dilanjutkan ke Meer Vitgebreid Lager Onderwijs (MULO) di Padang (lulus 1919), Handel Middlebare School (Sekolah Menengah Dagang) di Jakarta (lulus 1921), dan Nederland Handelshogeschool di Rotterdam (tamat dengan gelar Drs, 1932)

Sejak duduk di MILO di kota padang, ia telah tertarik pada pergerakan. Sejak tahun 1916 timbul perkumpulan perkumpulan pemuda seperti Jong Java, Jong Sumatranen Bond, Jong Minahasa, dan Jong Ambon. Hatta bergabung dengan Jong Sumatranen Bond.

Rasa tanggung jawab dan disiplin selanjutnya menjadi ciri khas sifat-sifat Mohammad Hatta. Pada tahun 1921 Hatta tiba di Negeri Belanda untuk belajar pada Handels Hoge School di Rotterdam. Ia mendaftar sebagai anggota Indische Vereniging. Tahun 1922, perkumpulan ini berganti nama menjadi Indonesische Vereniging. Perkumpulan yang menolak bekerja sama dengan Belanda itu kemudian berganti nama lagi menjadi Perhimpunan Indonesia (PI).
Sejak tahun 1926 sampai 1930, berturut-turut Hatta dipilih menjadi Ketua PI. Di bawah kepemimpinannya, PI berkembang dari perkumpulan mahasiswa biasa menjadi organisasi politik yang mempengaruhi jalannya politik rakyat di Indonesia. Sehingga akhirnya diakui oleh Pemufakatan Perhimpunan Politik Kebangsaan Indonesia (PPPI) PI sebagai pos depan dari pergerakan nasional yang berada di Eropa. PI melakukan propaganda aktif di luar negeri Belanda. Hampir setiap kongres intemasional di Eropa dimasukinya, dan menerima perkumpulan ini. Selama itu, hampir selalu Hatta sendiri yang memimpin delegasi. Pada tahun 1926, dengan tujuan memperkenalkan nama “Indonesia”, Hatta memimpin delegasi ke Kongres Demokrasi Intemasional untuk Perdamaian di Bierville, Prancis. Tanpa banyak oposisi, “Indonesia” secara resmi diakui oleh kongres. Nama “Indonesia” untuk menyebutkan wilayah Hindia Belanda ketika itu telah benar-benar dikenal kalangan organisasi-organisasi internasional.

Perubahan sangat didambakan oleh Bung Hatta ialah perubahan status dan nasib rakyatnya, dari rakyat yang dijajah menjadi rakyat yang merdeka. Untuk itu sejak masa muda dia berjuang dan berkorban. Waktu jadi mahasiswa di Negeri Belanda dia diseret ke muka pengadilan di Den Haag bersama Ali Sastroamidjojo, Nazir Pamoencak dan Abdulmadjid pada tahun 1928 atas tuduhan mau menjatuhkan pemerintah Belanda. Hatta dan kawan-kawan dibebaskan oleh hakim dan dalam pleidooinya Hatta mengucapkan keyakinannya bahwa negerinya pasti akan merdeka. Hatta mengemukakan pidato pembelaan yang mengagumkan, yang kemudian diterbitkan sebagai brosur dengan nama “Indonesia Vrij”, dan kemudian diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia sebagai buku dengan judul Indonesia Merdeka
Share:

Profil Komunitas Cinta Pejuang Inonesia (KCPI)