Komunitas Cinta Pejuang Indonesia (KCPI) Komunitas Penggiat Sejarah dan Sahabat Para Pejuang Indonesia Jl. KH Wahid Hasyim Jurang Mangu Timur Pondok Aren Kota Tangerang Selatan. Banten, Indonesia. Whatsapp : 0878-7726-5522. e-Mail : projasonline@gmail.com

" Selamat Datang di Website Komunitas Cinta Pejuang Indonesia (KCPI)"

Tragis! Pejuang Kemerdekaan Tinggal di Kolong Jembatan

Ia juga masih ingat hubungan dekatnya dengan mantan Pangkopkantib, mantan Panglima dan mantan ketua BPK, Jenderal Purnawairawan Muhammad Josoef.

TRAGIS! Seorang pahlawan yang dulu dengan gagah berani merebut kemerdekaan Indonesia, justru kini hak untuk hidup layaknya direnggut oleh kemiskinan.

Haba (90), seorang veteran yang berperang melawan Belanda dan Jepang, kini merajut hidup bersama istrinya Jalia (80) di kolong jembatan. Karena sudah tak mampu bekerja, pasangan lansia ini hanya berharap belas kasih para tetanga dan keluarga

Haba kini hidup di kolong jembatan bersama Jalia (80), istrinya. Jangankan dapat gaji pensiun, beras raskin 10 liter yang pernah menopang kebutuhan, kini pun dicabut oleh aparat kelurahan setempat.

Haba mengenal dekat Jenderal Purnawirawan TNI Muh Joesoef (almarhum). Ia masih mengingat rincian keterlibatannya dalam beberapa peperangan mengusir penjajah di Palopo, Sidrap dan Makassar termasuk di Benteng Roterdam Makassar.

Gubuknya berukuran 1,5 x 2,5 meter, terletak di kolong jembatan di Kelurahan Ammassangang, Kecamatan Binuang, Polewali Mandar. Gubuk Haba alias Espiring ditopang tiang-tiang bambu.

Salah satu sudutnya disandarkan di sebuah pohon kakao, agar tak roboh saat diterjang angin. Dinding gubuk itu terpal plastik dan atapnya pelepah nipah.

Haba dan Jalia pernah menjadi petani penggarap. Namun dimasa tua, mereka tak mampu lagi bekerja. Keduanya hanya berharap pada belas kasih orang lain.

Jangankan bekerja, untuk keluar gubuknya saja, untuk sekedar menghirup udara segar atau bernaung di bawah pohon yang berjarak sekitar lima meter dari gubuknya itu,

Haba harus dipapah istri dan keluarganya. Matanya pun sudah rabun sejak beberapa tahun lalu. Haba dan Jalia punya empat anak. Namun hidup anak-anak mereka juga jauh dari sejahtera.

Meski sudah renta, ingatan Haba masih baik. Ia ingat saat dirinya terlibat dalam sejumlah peperangan mengusir penjajah. Ia ingat rincian keterlibatannya bersama veteran lainnya dalam perebutan Benteng Roterdam Makasar dari tangan serdadu Jepang.

Ia juga masih ingat hubungan dekatnya dengan mantan Pangkopkantib, mantan Panglima dan mantan ketua BPK, Jenderal Purnawairawan Muhammad Josoef.

Meski kerap merasa kecil hati karena tak menerima gaji veteran, seperti rekan-rekan seperjuangannya di Makassar dan Palopo, Haba mengaku tetap bangga karena fotonya masih terpampang jelas di kantor veteran RI di Makassar, bersama puluhan veteran lainnya.

Haba dan Jalia, yang hidup terlantar di masa tuanya itu, belakangan menjadi perhatian warga di Polewali setelah diberitakan sejumlah media.
Share:

Profil Komunitas Cinta Pejuang Inonesia (KCPI)