Komunitas Penggiat Sejarah Perjuangan Bangsa dan Sahabat Para pejuang Indonesia (Community of National Struggle History Activists and Friends of Indonesian Warriors)

" Selamat Datang di Website Komunitas Cinta Pejuang Indonesia (KCPI)"

Kisah gugurnya Komodor Udara Halim Perdanakusuma


Lapangan Udara Halim Perdanakusuma berdiri megah di Timur Jakarta. Dalam berbagai misi SAR pesawat jatuh, Lanud ini selalu menjadi pos komando utama. Siapa sebenarnya Halim Perdanakusuma? Bagaimana kisah gugurnya perwira TNI AU ini?

Abdul Halim Perdanakusuma lahir di Sampang, Madura tanggal 18 November 1922. Awalnya dia adalah calon pamong praja, tapi kemudian terjun ke dunia militer setelah diperintahkan Bupati Probolinggo untuk mengikuti pendidikan angkatan laut Belanda di Surabaya.

Halim kemudian bertugas sebagai perwira torpedo pada kapal perang Belanda. Saat bertempur dengan Jepang, kapalnya terkena bom. Beruntung Halim diselamatkan kapal perang Inggris dan dibawa ke India. Demikian ditulis dalam buku Bakti TNI Angkatan Udara 1946-2003.

Kemudian Halim mengajukan permintaan untuk pindah ke Angkatan Udara. Permohonannya dikabulkan. Dia dikirim ke Gibraltar, lalu ke London, kemudian mengikuti pendidikan di Royal Canadian Air Force (Angkatan Udara Kanada) jurusan navigasi.

Dia juga pernah menjadi anggota Angkatan Udara Kerajaan Inggris (Royal Air Force-RAF). Selama bertugas dalam perang dunia ke II, Halim mengikuti setidaknya 42 misi pengeboman ke wilayah Jerman dan Prancis. Uniknya dia dijuluki 'The Black Mascot' atau si jimat berkulit hitam. Alasannya, setiap pesawat yang ditumpanginya selalu pulang ke pangkalan dengan selamat.

Setelah mendengar kemerdekaan Republik Indonesia, Halim pulang ke tanah air. Dia bergabung dengan Angkatan Oedara Repoeblik Indonesia yang masih serba kekurangan. Dia menjadi otak serangan udara pertama AURI pada markas Belanda. Dia juga berhasil menyelundupkan obat-obatan, amunisi dan senjata lewat udara.

Halim dan beberapa rekannya kemudian ditugasi pemerintah untuk mengambil pesawat Avro Anson dari Thailand. Malang, saat kembali, pesawatnya dihadang badai di Malaka. Pesawatnya jatuh di Pantai Lumut, Tanjung Hantu tanggal 14 Desember 1947. Halim gugur dalam misi ini.

Untuk menghormati jasa-jasa Halim, TNI AU mengubah nama lapangan udara Tjililitan menjadi Lanud Halim Perdanakusuma.

Share:

Postingan Populer KCPI

PROFIL KCPI

Bantu Perjuangan KCPI

Bantu Perjuangan KCPI
Klik Donasi

Entri yang Diunggulkan

KCPI Siap Menjadi Narasumber Wawasan Kebangsaan

KCPI siap memberi materi sebagai Nara sumber Bidang Nasionalisme dan Wawasan Kebangsaan berlatar belakang sejarah perjuangan bangsa kepada ...